Guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan merupakan rangkaian aturan yang terdapat dalam tembang macapat Jawa. Macapat sendiri merupakan hasil kebudayaan berupa puisi rakyat yang penyebarannya dilakukan secara lisan dari generasi ke generasi. Melansir situs Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan Kemdikbud, macapat merupakan salah satu sarana untuk
15. Ilustrasi tembang macapat. (Photo by Farano Gunawan on Unsplash) Bola.com, Jakarta - Tembang macapat yaitu puisi tradisional jawa yang setiap baitnya mempunyai gatra atau baris dengan jumlah suku kata tertentu dengan memiliki akhiran bunyi yang dinamakan dengan guru lagu. Dalam tembang macapat berisi petuah atau nasihat yang disampaikan
Perlu diketahui bahwa tembang macapat ada beragam jenis sebut saja: tembang maskumbang, tembang mijil, tembang kinanthi, tembang sinom, tembang asmaradana, tembang gambuh, tembang dhandanggula dan tembang durma. Tembang Dhandhanggula berasal dari kata “Gegadhangan”dalam bahasa Jawa yang artinya cita-cita, harapan, atau angan-angan, dan kata
Adapun makna dari tiap bait tembang Pangkur sebagai berikut: Bait pertama, bermakna “disingkur oleh angkara”. Bait kedua bermakna “oleh karena puas dengan anak didik”. Makna bait ketiga yaitu “dihiasi nyanyian yang resmi”. Bait atau larik keempat memiliki makna “disambut diselamatkan”. Larik kelima bermakna “agar selamat, budi
Sisi Lain Tembang Sigra Milir. By Balai Bahasa Jawa Timur Desember 28, 2020 Artikel, Jula-Juli. “Sigra milir sang gethek sinangga bajul, kawan dasa kang njageni, ing ngarsa miwah ing pungkur, tanapi ing kanan kering, kang gethek lampahnya alon”. Demikianlah bunyi tembang macapat bermetrum Megatruh yang berkisah tentang Jaka Tingkir naik
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd.
arti tembang pangkur dalam bahasa jawa