Hulusungai Brantas berada di tempat Malang kemudian mengalir ke selatan sampai ke Blitar, berbelok ke Kediri dan kesannya berbelok lagi ke Surabaya. Menurut cerita rakyat Jawa Timur, mengapa sungai berkelok-kelok dan airnya tidak pernah habis dikaitkan dengan ular-ular yg bertapa di gunung-gunung. Begini ceritanya:
Padajaman dahulu kala, masyarakat di Desa Sepang, Kalimantan Tengah, hidup dalam kemiskinan. Di tengah-tengah mereka hiduplah seorang janda yang memiliki satu-satunya anak bernama Tumbai. Ia sangat terkenal di desanya karena kecantikan dan kebaikan hatinya. Banyak pemuda yang jatuh cinta dan berharap bisa meminang dirinya.
Denganhati yang sangat sedih . Ia berjalan untuk menenangkan hatinya , lalu , ia duduk di bawah pohon beringin sambil menangis . Air matanya mengalir deras hingga menenggelamkan semua yang ada di bawah pohon beringin itu termasuk dirinya sendiri. Genangan air mata telah membentuk Telaga Kecil .
Ceritaini termasuk kategori Legenda Alkisah ada seorang raja dari keturunan Raja Langit bernama La Tiuleng, ia diberi gelar Batara Lattu. Ia dikaruniai dua anak kembar yaitu seorang anak laki-laki yang diberi nama Lawe atau La Madukelleng namun lebih dikenal dengan sebutan Sawerigading, sedangkan saudara perempuannya bernama We Tenriyabeng.
BeliSeri Cerita Rakyat Nusantara: Asal Mula Kalimas dan Kisah Lainnya di Nuansa Cendekia. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Berjualan Promo Tokopedia Care. Kategori. Masuk Daftar. hoodie wanita ipad mini 4 xiaomi mi a1
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd.
inproceedings{Yulianto2016MAKNAM, title={MAKNA MITOS “ASAL MULA SUNGAI BARITO” SEBUAH ANALISIS STRUKTURALISME LEVI STRAUSS}, author={Agus Yulianto}, year={2016} }Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui makna simbol yang terdapat dalam mitos Asal Mula Sungai Barito sehingga cerita tersebut dapat lebih terpahami oleh pembaca. Dengan demikian masalah dalam penelitian ini adalah makna yang terkandung dalam simbol-simbol yang terdapat dalam cerita mitos Asal Mula Sungai Barito. Kajian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan teknik studi pustaka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan strukturalisme Levi Strauss…
Legenda Asal Mula Sungai Landak merupakan salah satu cerita rakyat Kalimantan yang paling terkenal. Dongeng rakyat ini bahkan sering di ceritakan di daerah lain. Selain ceritanya yang menarik, ada hikmah yang bisa diambil dari legenda ini. Pada jaman dahulu hiduplah petani dan istrinya. Setiap hari si petani datang ke ladang untuk bekerja. Hari itu sangat panas. seperti biasa si petani sedang mengerjakan ladangnya. Dia sudah berada di sana selama beberapa jam. Dia sudah sangat lelah dan ingin beristirahat. Tepat sebelum dia menemukan tempat yang bagus untuk beristirahat, dia melihat sesuatu yang berkilauan. Dia datang ke benda berkilauan itu dan mengambilnya. Ternyata itu adalah patung landak. Benda itu sangat indah. Matanya terbuat dari berlian. Patung itu adalah benda berkilauan yang dilihatnya. Petani itu kemudian membawa pulang patung itu. Dia ingin menunjukkannya kepada istrinya. Mengetahui hal tersebut istrinya sangat bahagia. Cerita Rakyat Kalimantan Barat Asal Mula Sungai Landak Mereka sangat miskin dan berencana untuk menjual patung itu. Pada malam hari, petani itu bermimpi. Seekor landak raksasa datang kepadanya. Dia berkata,”Tolong, biarkan aku tinggal di rumahmu. Sebagai imbalannya, saya akan memberikan semua yang Kamu inginkan. Hanya dengan membelai kepala patung dan mengucapkan doa. Ada dua macam doa, satu untuk memulai keinginanmu dan yang kedua untuk menghentikan keinginanmu. Sekarang hafalkan doanya. “ Petani itu memberi tahu istrinya tentang mimpinya. Mereka benar-benar ingin membuktikannya. Petani itu perlahan membelai kepala patung itu. Dia mengucapkan doa dan meminta beras. Tiba-tiba, hal ajaib terjadi. Beras keluar dari mulut patung. Beras terus keluar dari mulut patung. Petani itu segera mengucapkan doa untuk menghentikannya. Berhasil! Beras kemudian berhenti keluar dari mulut patung. Lalu petani menyebutkan hal-hal lain, mereka meminta perhiasan dan barang-barang lain yang mereka butuhkan. Hanya sesaat, petani dan istrinya menjadi sangat kaya. Mereka kemudian membagikan materi mereka dengan para tetangga. Namun ternyata ada satu tetangga yang sangat iri. Dia sebenarnya pencuri! Dia ingin tahu bagaimana petani miskin menjadi kaya. Suatu hari si tetangga mengintip diatas rumah petani. Diapun tahu doa untuk meminta benda. Setelah pencuri tahu rahasia itu, dia mencuri patung landak ajaib. Dia segera mengambilnya dan lari. Hingga di satu tempat, dia sangat lelah karena berlari dan sangat haus. Dia ingin mengambil air dari patung itu. Dia pun mengucapkan doa. Keinginannya menjadi kenyataan. Air keluar dari mulut patung itu. Pencuri itu sangat senang. Dia minum dan minum air. Dia ingin berhenti minum tetapi dia tidak tahu cara menghentikan air. Dia lupa doa untuk menghentikan keinginannya. Air terus keluar. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia benar-benar panik. Dia meminta bantuan. Orang yang melihat kejadian itu benar-benar ketakutan. Mereka lari untuk menghindari air. Semakin banyak air mengelilinginya. Perlahan, itu menjadi kolam kecil. Air mengalir di tanah itu kemudian menjadi sungai. Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Sungai Landak. Pesan moral dari Cerita Rakyat Kalimantan Barat Asal Mula Sungai Landak adalahJangan pernah iri dengan kesuksesan orang lain, berusahalah sekuat tenaga untuk mencapai apa yang kamu hanya akan berdampak buruk bagimu di masa yang akan datang. Baca juga posting terbaik kami lainnya yaitu 5 Cerita Rakyat Indonesia Singkat Paling Populer di MasyarakatDongeng Cerita Rakyat Papua Asal Mula Penduduk Merem PapuaKumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat Terbaik dengan Pesan MoralKumpulan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Barat NTB Paling TerkenalKumpulan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur yang Paling PopulerKumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Terpopuler dengan Pesan Moral
Pada zaman dahulu, di sebuah tumpung desa sangat kecil, hanya dihuni beberapa kepala keluarga di daerah ngaju, tinggal seorang janda dengan dua orang anaknya. Anak yang tertua bernama Patih Laluntur, sedang yang seorang lagi bernama Patih usia yang telah lapuk dimakan waktu, sang ibu meninggal dunia, sehingga tingga...llah dua orang kakak beradik yang sudah menginjak usia remaja. Keduanya hidup rukun, sampai tumbuh menjadi pemuda dewasa. Beranjak dari keinginan untuk mengubah pola hidup mereka yang sangat sederhana di tumpung, disertai keinginan untuk memperbaiki taraf kehidupan, serta keinginan menimba pengalaman di daerah luar, Patih Laluntur dan Patih Sasanggan sepakat untuk meninggalkan gubug mereka di tumpung. Dengan bekal seadanya, kedua kakak beradik itu berangkat mengembara, tanpa tahu arah yang mesti dituju. Mereka mengembara keluar masuk hutan belantara, dan berharap agar segera bertemu dengan pemukiman penduduk. Sekian lama mereka berkelana, tak jua ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan di daerah yang mereka lewati. Hanya semak belukar, pepohonan besar, dan berbagai satwa liar yang mereka jumpai. Bekal yang mereka bawa pun semakin menipis, tidaklah cukup untuk menempuh perjalanan tanpa batas. Untuk mengisi perut, mereka memakan hewan buruan yang dibakar, buah-buahan, umbi-umbian, dan pucuk-pucukan yang mereka temui sepanjang perjalanan. Suatu hari, karena terlalu lelah dengan perjalanan panjang itu, mereka istirahat di bawah sebuah batang pohon besar yang rindang. Patih Laluntur dan Patih Sasanggan tidur-tiduran sambil menatap langit, melihat burung-burung beterbangan menari riang. Untuk mengusir rangit nyamuk hutan, mereka membuat api unggun kecil perapian. Agar api unggun yang dibuat dapat bertahan lama, sang adik, Sasanggan, mengambil ranting-ranting kecil dari pohon dimana mereka berteduh, untuk sekadar menambah bara. Asap yang mengepul dari perapian itu mengeluarkan bau yang sangat sedap, seperti bau daging yang terbakar. Sasanggan segera mencari sumber bau tersebut, yang ternyata berasal dari ranting dan potongan kayu dari pohon yang rindang itu. Laluntur juga mencium aroma yang sama. Karenanya, ia segera menebang salah satu dahan pohon tersebut, yang kemudian dipotong-potong, dan diletakkan ke dalam api unggun. Asap yang keluar dari api unggun itu tampak menebal, dan kembali menebar aroma yang sangat sedap, membangkitkan rasa lapar. Dan yang aneh, potongan kayu itu tidak berubah menjadi arang, melainkan terbentuk keratan-keratan daging-daging yang dibakar. Patih Laluntur tidak sabar untuk tidak mencicipinya. Ternyata potongan kayu itu begitu empuk dan lezat, melebihi kenikmatan dari daging bakar biasa. Sasanggan pun segera melakukan hal yang sama. Akhirnya, mereka berdua menebang pohon yang rindang itu dan dipotong-potong kecil untuk dijadikan santapan, dan sisanya sebagai bekal perjalanan mereka. Belum lagi habis santapan di hadapan mereka, sang kakak sangat terperanjat menyaksikan perubahan yang terjadi pada tubuh adiknya. Tubuh Patih Sasanggan mulai ditumbuhi sisik-sisik tebal. Laluntur tertawa terbahak-bahak dan menganggap perubahan tubuh adiknya sebagai sesuatu yang lucu, tanpa menyadari bahwa sesungguhnya keadaannya pun tak berbeda dengan sang adik. Sasanggan tidak menyadari bahwa yang ditertawakan adalah dirinya. Ia pun tak kalah terkejutnya menyaksikan tubuh Laluntur telah ditumbuhi sisik-sisik tebal. Konon, kedua kakak beradik itu telah memotong dan memakan tubuh seseorang yang tengah bertapa di situ. Tubuh itu telah berubah menjadi sebatang pohon sehingga tidak dapat dikenali lagi. Akan halnya Patih Laluntur dan Patih Sasanggan yang telah termakan tubuh seorang pertapa itu, seluruh tubuhnya telah dipenuhi sisik tebal, ekornya yang keras telah muncul, kedua kaki dan tangannya telah berubah menjadi kaki tangan buaya dengan kuku-kuku yang runcing, dan kepalanya pun telah berubah menjadi kepala buaya. Jadilah, dua ekor buaya putih. Kedua ekor buaya putih itu merangkak menjelajahi hutan dan rimba belantara untuk mencari laut sebagai tempat kediaman mereka. Kedunya terus mandusur hingga bertemu dengan laut. Ketika hujan turun, titik-titik air yang telah menyatu mengalir melewati jalan yang dilalui kedua buaya tersebut. Semakin sering hujan turun, terjadi pengikisan tebing sungai, kemudian erosi vertikal yang kuat. Dari aliran yang kecil, kemudian bertemu dengan aliran di tempat lain. Lama-lama aliran itu menjadi besar, hingga terbentuklah sungai Barito seperti yang dilihat sekarang ini.
Sungai Barito merupakan sebauh sungai yang memiliki nama lain Sungai Banjar ini memilki panjang hingga 909 km Lebar rata-rata antara 650 hingga 800 meter dengan kedalaman rata-rata 8 meter dan menjadikannya sebagai salah satu sungai terpanjang di Kalimantan dan di ini terletak di Kalimantan Tengah. Hulu Sungai Barito berada di Pegunungan Muller yang mengalirkan air hingga ke Laut Barito pun di sebut juga sebagai Sungai Cina karena banyaknya aktivitas pedagang Tionghoa di sungai ini pada zaman dahulu. Bagian terpanjang dari Sungai Barito mulai dari hulu sungai terletak di wilayah Kalimantan Tengah, sedangkan sisanya sampai ke muara sungai berada di wilayah Kalimantan Juga Pulau Kumala di Kaltim, Menyimpan Kisah Mistis Membuat Bulu Kuduk Merinding, ini CeritanyaSungai ini menyimpan cerita legenda asal muasalnya, konon legenda dari sungai barito berawal dari 2 orang bersaudara, sang kaka Patih Laluntur dan adiknya Patih Sasanggan. Mereka yang ingin merubah nasib dari hidup sederhana di sebuah dusun kecil di daerah ngaju mengembara berharap menemukan perkampungan. Setelah lama dan jauh berjalan mereka tidak menemukan perkampungan melainkan hanya hutan, semak belukar dan berbagai macam hewan dan akhirnya mereka merasa lelah dan beristirahat di bawah pohon besar dan membuat api unggun untuk mengusir nyamuk, sang adik memotong ranting di pohan besar tersebut. Ranting yang di bakar tersebut mengeluarkan bau yang sangat sedap dan membuat lapar. Kakak beradik itu pun memotong kayu pohon tersebut untuk di bakar. Anehnya, potongan kayu itu tidak berubah menjadi arang, melainkan terbentuk keratan-keratan daging-daging yang Juga Mitos Sungai Mahakam, Pengunjung yang Minum Airnya Dipastikan akan Kembali Lagi ke Kaltim, Benarkah?Mereka pun memakan kayu tersebut. Alangkah terkejutnya tiba – tiba tubuh mereka menjadi bersisik yang sangat tebal, tangan dan kaki mereka berubah seperti buaya dan kepala mereka pun berubah seperti buaya, hingga akhirnya mereka berubah menjadi buaya putih. Ternyata pohon yang mereka makan tersebut adalah jelmaan dari seseorang yang telah lama bertapa dan berubah menjadi pohon buaya putih tersebut merangkak menyusuri hutan belantara mencari laut untuk kediaman mereka. Keduanya terus mendusur hingga bertemu laut. Ketika hujan turun, titik-titik air yang telah menyatu mengalir melewati jalan yang dilalui kedua buaya tersebut. Semakin sering hujan turun, terjadi pengikisan tebing sungai, kemudian erosi vertikal yang kuat. Dari aliran yang kecil, kemudian bertemu dengan aliran di tempat lain. Lama-lama aliran itu menjadi besar, hingga terbentuklah sungai Barito seperti yang dilihat sekarang
asal mula sungai barito termasuk cerita rakyat yang berbentuk