Itudia 8 aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan gudang. Namun, apabila Anda merasa bingung dalam pengelolaan gudang untuk bisnis Anda sebaiknya percayakan jasa pergudangan kepada yang mampu menanganinya dengan baik. Sebab, pengelolaan gudang tidak bisa dilakukan sembarangan. Halpertama yang perlu dilakukan adalah membaca bagian pengantar yang ditulis oleh penulis buku, penerbit, atau seorang pakar yang terdapat di bagian awal buku. Membuat ringkasan dari bagian penting yang sudah kamu susun tadi menjadi sebuah sinopsis. Susunan sinopsis ini kemudian nantinya dikembangkan sehingga semua aspek buku diulas secara Unsurunsur Resensi Buku. Dalam meresensi buku tidak boleh sembarangan. Hal yang harus diperhatikan adalah harus adanya unsur-unsur resensi itu sendiri. Secara umum, resensi buku terdiri dari judul resensi, identitas buku, ikhtisar buku, pengarang, kelebihan dan kekurangan buku serta kesimpulan. 1. 1811.2019 B. Indonesia Sekolah Menengah Pertama terjawab Aspek yang tidak perlu diperhatikan dalam membuat ringkasan novel adalah 1 Lihat jawaban Iklan Jawaban 4.7 /5 3 Aleksandraolin12 Iklan iklan novel Penjelasan:maaf ngasal ngga tau ilustrasi soga bermanfaat Iklan Ada pertanyaan lain? Cari jawaban lainnya Pertanyaan baru di B. Indonesia Caramenulis novel memang tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Khususnya bagi kalian para pemula, maka terdapat beberapa aspek yang tentu perlu ditentukan dan diperhatikan. Sebenarnya, menulis novel tidaklah sesulit seperti apa yang dibayangkan. Seseorang akan merasa sulit apabila sedari awal sudah mendapati rasa takut akan kegagalan. Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Mahasiswa/Alumni Universitas Sanata Dharma06 Februari 2022 0310Hai, Rafika S. Terima kasih sudah bertanya ke Roboguru. Kakak bantu jawab, ya. Aspek yang tidak perlu diperhatikan dalam membuat ringkasan novel adalah panjang pendeknya atau jumlah kata dalam ringkasan. Yuk, kita simak penjelasan berikut. Ringkasan novel adalah bentuk pendek dari sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik novel tersebut. Kegiatan meringkas novel merupakan suatu cara efektif untuk menyajikan novel panjang dalam bentuk singkat. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meringkas novel 1 Membaca novel sampai selesai. 2 Mencatat gagasan utama dalam novel dengan menggarisbawahi gagasan-gagasan penting. 3 Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama. dalam meringkas, gunakan kalimat padat dan efektif. jangan lupa menuliskan informasi-informasi menarik dari novel. Berdasarkan pemaparan di atas, hal terpenting yang harus diperhatikan dalam meringkas novel adalah ringkasan atau sinopsis novel tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi keseluruhan novel. Oleh karena itu, salah satu aspek yang tidak perlu diperhatikan dalam menulis ringkasan adalah panjang pendeknya atau jumlah kata dalam ringkasan. Semoga membantu. Artikel Bahasa Indonesia kelas 11 ini membahas materi resensi secara lengkap, mulai dari pengertian, manfaat, unsur, dan strukturnya, yang disertai contoh serta cara membuat resensi. — Eh … eh …kamu nyadar nggak sih, Guys! Kalau akhir-akhir ini sering muncul ulasan novel “Laut Bercerita” karya Leila S. Chudori di lini masa Twitter atau TikTok? Kira-kira kamu sudah baca bukunya belum? Kalau belum, yuk baca artikel ini biar kamu tahu ulasannya. Novel “Laut Bercerita” yang berlatar belakang era orde baru ini menceritakan tentang Biru Laut si tokoh utama dan teman-temannya sebagai pejuang aktivis mahasiswa untuk mencapai Indonesia yang lebih demokratis. Gaya bahasa yang digunakan penulis “Laut Bercerita” ini mengandalkan daya imajinasi pembaca sehingga novel ini dipercaya mampu membawa kesedihan dan memberi kesan yang mendalam perihal kehilangan dan kehampaan bagi para pembacanya. Manteep ga tuh! Gimana, kamu masih penasaran nggak sama isi novel “Laut Bercerita”? Tenang aja, kamu bisa baca sendiri untuk merasakan kesan yang berbeda dari novel tersebut, lalu tulis deh, ulasan versi terbaik kamu! Eits, sebelum kamu mulai mengulas, kamu harus tau dulu nih apa yang dimaksud resensi atau ulasan dan seluk- beluknya. Yuk, kita mulai! Pengertian Resensi Ulasan atau yang biasa dikenal dengan resensi secara etimologi berasal dari bahasa Belanda, yaitu resentie dan bahasa Latin recentsio, recensere, atau revidere yang artinya mengulas kembali atau melihat kembali. Nah, kalau dalam bahasa Inggris, resensi dikenal dengan istilah review. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa resensi adalah tulisan yang berisi penilaian suatu karya, seperti film, buku, drama, lagu, hingga karya sastra dan seni lainnya, baik dari segi isi maupun unsur kebahasaannya. Dalam KBBI kamus besar bahasa Indonesia resensi artinya pertimbangan atau pembicaraan tentang buku atau disebut dengan ulasan buku. Jadi, ulasan itu sama dengan resensi, ya! Baca Juga Teks Eksplanasi Pengertian, Ciri, Struktur, dan Contohnya Manfaat Resensi Manfaat utama resensi, yaitu memberi gambaran singkat kepada pembaca mengenai karya yang dibaca. Kalau dilihat dari subjek penggunaannya, resensi memiliki empat manfaat. Bagi penulis buku, resensi dibutuhkan sebagai sarana mendapatkan feedback atau umpan balik agar ia dapat membuat karya yang lebih berkualitas. Selain mendapatkan kemudahan dalam mengevaluasi karyanya yang sudah terbit, resensi juga memudahkan penulis mengetahui antusiasme dan tanggapan masyarakat terhadap buku yang dibuatnya. Bagi penerbit, resensi dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menindaklanjuti kerjasama dengan penulis atau pengarang. Apakah mau lanjut atau cukup sampai di sini? Nah, salah satu cara penerbit menilai karya penulis, yaitu dengan membaca resensi buku yang dibuat oleh peresensi. Setelah penulis dan penerbit, media massa juga membutuhkan resensi dalam proses produksi buku. Hal ini karena media massa berperan sebagai media untuk memperkenalkan buku kepada publik atau yang biasa dikenal dengan promosi. Melalui resensi buku tentu saja membantu media massa untuk mengetahui kualitas dari buku yang akan/sedang dipromosikan. Bagi pembaca khusus, resensi dapat dijadikan media dalam menguji atau mengembangkan suatu topik bagi para penulis novel, cerpen, naskah, atau bahkan peneliti. Sementara itu, bagi pembaca umum, resensi menjadi sumber informasi untuk mengetahui kualitas sebuah buku atau karya. Dengan mengetahui informasi tersebut, pembaca bisa mengetahui kelayakan karya yang diresensi tersebut. Struktur resensi yang harus kamu perhatikan saat ingin meresensi buku. Langkah-Langkah Menyusun Resensi Ini dia part yang ditunggu-tunggu! Kamu udah tahu pengertian, manfaat, dan struktur resensi kan? Sekarang kita akan membahas cara menyusun sebuah resensi. Baca Juga Mengupas Cerpen Ciri, Struktur, Contoh, dan Analisisnya 1. Mengenali latar belakang penulisan buku Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membaca bagian pengantar yang ditulis oleh penulis buku, penerbit, atau seorang pakar yang terdapat di bagian awal buku. Dengan begitu, penulis resensi dapat memiliki pengetahuan lebih dalam mengenai buku yang akan diresensi dari kacamata penulis buku, penerbit atau pakar sehingga dapat membantu menyampaikan pesan buku kepada pembaca dengan baik. 2. Membaca isi buku Pada tahap ini kamu membaca isi buku dari awal hingga akhir untuk mendapatkan intisari dari buku tersebut. Kamu dapat membaca menggunakan teknik scanning atau membaca semua, bisa juga menggunakan teknik membaca cepat atau skimming sehingga kamu tidak perlu menghabiskan waktu untuk membacanya. Setelah itu catat dan susun bagian penting yang akan disampaikan dalam resensi. Baca juga Skimming dan Scanning Rahasia Membaca dengan Cepat 3. Membuat ringkasan atau sinopsis buku Membuat ringkasan dari bagian penting yang sudah kamu susun tadi menjadi sebuah sinopsis. Susunan sinopsis ini kemudian nantinya dikembangkan sehingga semua aspek buku diulas secara detail namun tetap singkat. Nah, dengan ini pembaca resensi dapat mengetahui gambaran cerita dari buku yang akan dibacanya. 4. Melakukan penilaian buku Melakukan penilaian buku dengan melihat keunggulan dan kelemahan buku. Bagian yang ditulis lebih dulu adalah keunggulan, kemudian diikuti oleh kelemahan buku. Nah, untuk menentukan keunggulan dan kelemahan buku, kamu nggak bisa asal, ya! Ada aspek-aspek tertentu yang menjadi sebuah penilaian resensi yaitu aspek tema, penokohan atau pembangunan karakter oleh penulis, gaya bahasa yang digunakan penulis, alur cerita dan sebagainya. Hal ini sebagai informasi kepada pembaca lain untuk dapat mengetahui seberapa bagus kualitas buku yang diresensi. 5. Menulis sasaran pembaca buku Sasaran pembaca adalah orang-orang yang menjadi sasaran dari tujuan dibuatnya buku yang ditulis. Hal ini penting untuk menginformasikan kalangan yang cocok membaca buku dalam sebuah resensi. Tujuannya untuk memperluas jangkauan si penulis agar karya yang ditulis dapat memberikan pengaruh yang baik dan mudah diterima oleh pembaca yang tepat. 6. Membuat kerangka resensi Sebelum menulis resensi, penulis dapat membuat kerangka resensi dengan menampilkan unsur-unsur pada struktur resensi. Kerangka resensi perlu dibuat agar peresensi memiliki arahan dalam menyelesaikan resensi. Baca Juga Ketahui Syarat dan Cara Menulis Proposal Kegiatan Contoh Resensi Nah, setelah mengetahui unsur-unsur dan struktur teks resensi, sekarang kamu harus tahu bagaimana langkah-langkah dalam membuat resensi buku. Yuk lihat contohnya sebagai referensi untuk membuat resensimu sendiri! Identitas Buku Judul Buku Laut Bercerita Penulis Buku Leila S. Chudori Penerbit KPG Kepustakaan Populer Gramedia Tahun Terbit 2017 Jumlah Halaman 379 Harga Buku ISBN 978-602-424-694-5 Pendahuluan Dalam buku ini, Leila S. Chudori mengundang kita untuk menyelami kasus penghilangan orang secara paksa. Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama mengambil sudut pandang seorang mahasiswa aktivis bernama Laut, menceritakan bagaimana Laut dan kawan-kawannya menyusun rencana, berpindah-pindah dalam pelarian, hingga tertangkap oleh pasukan rahasia. Sedangkan bagian kedua dikisahkan oleh Asmara, adik Laut. Bagian kedua mewakili perasaan keluarga korban penghilangan paksa, bagaimana pencarian mereka terhadap kerabat mereka yang tak pernah kembali. Berusaha mencari secercah harapan tentang saudara; jika masih hidup, dia disekap dimana. Pun jika sudah mati, dimana mereka menguburkannya. Juga tentang perasaan para korban selamat, bagaimana terpenjara nya mereka atas kejadian tersebut. Penulis fiksi historis tersebut mampu membuat tema kelam dalam novel ini menyenangkan dibaca. Drama dan tragedi yang kental dan bernada nostalgik memberi perasaan pilu dan melankolis bagi pembaca. Pembawaan yang mengambil dua sudut pandang berbeda membuat kita dapat berempati dan memahami posisi berbagai pihak yang terlibat dalam kasus-kasus penghilangan orang secara paksa. Demi membentuk akurasi pendalaman emosi yang baik bagi pembaca saat membaca buku ini, penulis sendiri mewawancara langsung korban dan kerabat yang terlibat tragedi penculikan aktivis tahun 1998. Bahkan buku ini ditulis sebagai bentuk tribute bagi para aktivis yang diculik, yang kembali, dan yang tak kembali; dan keluarga yang terus menerus sampai sekarang mencari jawab. Isi cerita “Matilah engkau mati Kau akan lahir berkali-kali…” Begitulah dua larik puisi yang menyambut kita di lembar pertama. Biru Laut Wibisono mulai bercerita kepada kita bagaimana ia menemui kematian setelah tiga bulan disekap. “Bapak, Ibu, Asmara, Anjani, dan kawan-kawan… dengarkan ceritaku…” Ia memulai kisah di tahun 1991 pada sebuah tempat bernama Seyegan, Yogyakarta. Seyegan tak lain merupakan markas Wirasena organisasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menurut pemerintah adalah sebuah aktivitas terlarang. Terkisahlah kehidupan persahabatan antara Laut, Alex, Sunu, Daniel, Kinan, Julius, Dana, dan Gusti, serta aktivis-aktivis lainnya. Pada bab Seyegan, Laut bercerita tentang ketertarikan untuk meruntuhkan ketidakadilan yang dilakukan rezim pemerintahan saat itu. Terkadang ia berkisah bagaimana indahnya keluarga dan rindunya pada Asmara adik semata wayang dan Anjani kekasih tiba-tiba hadir bersama aroma tengkleng buatan Ibu dalam imajinasinya. Peristiwa Blangguan, demi membela petani-petani jagung yang lahannya akan dirampas pemerintah, menjebloskan Laut ke dalam penjara. Ia dipukuli habis-habisan, diinjak dengan sesuatu bergerigi, dan disetrum. Setelah mereka tak mendapat jawaban, Laut dan kawan-kawannya dibuang begitu saja di Bungurasih. “Di kampus kita hanya belajar disiplin berpikir, tetapi pengalaman yang memberi daya dalam hidup adalah di lapangan.” –Bram Seringnya aktivitas-aktivitas mereka bocor kepada intel, seperti peristiwa Blangguan, demo di Surabaya, aktivitas di Klender dan acara seminar untuk membahas unjuk rasa yang gagal, membuat Laut dan kawan-kawannya mencurigai Naratama sebagai agen ganda. Hingga pada sepertiga ujung cerita, terkuaklah siapa sebenarnya agen ganda tersebut. Laut pun bercerita bagaimana sakitnya ia dikhianati dari orang yang tak pernah terduga sebelumnya. “Kita harus belajar kecewa bahwa orang yang kita percaya ternyata memegang pisau dan menusuk punggung kita. Kita tak bisa berharap semua orang akan selalu loyal pada perjuangan dan persahabatan.” –Bram Bulan Maret 1998 giliran mereka para aktivis Wirasena diculik, disiksa, dan diinterogasi dengan tidak manusiawi. Laut, Sunu, Kinan, Bram, Sang Penyair, dan beberapa kawan hilang tanpa jejak setelah disekap. Merek, yaitu Alex, Daniel, Naratama, Coki, Hamdan, dan lima orang lainnya dikembalikan masih dalam keadaan hidup. Hingga saat rezim itu runtuh di Mei 1998, mereka mulai mampu bersuara atas kekejaman yang mereka terima. “Setiap langkahmu, langkah kita, apakah terlihat atau tidak, apakah terasa atau tidak, adalah sebuah kontribusi, Laut. Mungkin saja kita keluar dari rezim ini 10 tahun lagi atau 20 tahun lagi, tapi apapun yang kamu alami di Blangguan dan Bungurasih adalah sebuah langkah. Sebuah baris dari puisimu, sebuah kalimat pertama dari cerita pendekmu.” –Kinan Cerita kemudian berlanjut dari sudut pandang Asmara Jati, adik dari Biru Laut dan kekasih Alex. Sebagai keluarga yang ditinggalkan sang kakak secara misterius, mereka sangat kehilangan. Kisah Asmara pun dimulai tahun 2000-an. Bersama keluarga aktivis-aktivis lainnya, Asmara bergabung dengan Aswin dan mencoba mencari keadilan pada pemerintah yang dirasa lebih peduli. Duka kehilangan membuat banyak keluarga hidup dalam penyangkalan. Mereka hidup dalam imajinasi dimana keluarga mereka yang hilang masih tetap ada dalam keseharian. Ayah mereka masih tetap menyiapkan empat piring dalam ritual makan malam bersama di hari Minggu. Memutar lagu yang menandai kehadiran Laut, membersihkan buku-buku dan kamar milik Laut, seolah-olah Laut akan datang secara tiba-tiba kelak. Keunggulan Buku Sebagai orang awam yang hanya mempelajari HAM lewat buku cetak PPKn di sekolah, dari buku inilah mendapat perspektif baru. Bagaimana banyaknya orang yang hilang itu bukan sekedar angka, tetapi pembuktian bahwa kasus mereka belum tuntas. Setiap kata yang tertulis di surat demi surat membuat para pembaca dapat merasakan emosi dari si pengirim surat. Bahasa yang digunakan di novel ini mudah dipahami dalam mengulas sejarah Indonesia yang tidak tercatat di buku sekolah. Kekurangan Buku Isi novel ini masih memiliki ejaan yang salah seperti “menganalisa” yang seharusnya “menganalisis”, kata “praktek” yang seharusnya “praktik”. Juga ada beberapa kata yang salah ketik. Serta penggunaan bahasa Jawa dalam dialog yang kurang dimengerti beberapa pembaca luar Jawa. Penutup Menurut saya, ketika membaca novel ini ada perasaan kalut dan sedih bercampur marah. Tokoh-tokohnya memang fiktif, tetapi ada hal yang menginspirasi terciptanya buku ini. Reformasi 1998 itu nyata, penculikan aktivis itu benar-benar terjadi, dan peristiwa 1965 itu masih menghantui. Membaca novel “Laut Bercerita” terasa seperti sedang membaca sejarah yang hilang. Yang diceritakan dari sisi lain, sisi yang kelam. Novel ini cocok dibaca bagi para mahasiswa, organisasi-organisasi kampus, para politikus, atau para orang-orang yang bercerita tentang kebebasan. Pembaca akan terus terseret dalam permainan emosi karakter-karakternya hingga akhir cerita. Kisah dalam buku ini merupakan sepenggal dari kisah kita bersama, menjadi bagian yang tak pernah terjelaskan dan tak akan terlupakan. — Gimana, Guys, materi kali ini sudah cukup membantu kamu belum dalam memahami materi resensi? Semoga setelah baca artikel ini, kamu jadi paham ya mengenai struktur resensi dan cara membuatnya. Bahasan resensi ini bisa kamu pelajari lebih lengkap dan interaktif, tentunya di aplikasi Ruangguru, lho! Yuk, instal aplikasinya di PC kamu, supaya bisa belajar lebih leluasa. Referensi Kosasih, E. 2017 Jenis-jenis teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Bandung. Yrama Widya. Mulyadi, Y. 2020. 1700 Bank Soal Bahasa Indonesia. Bandung, Yrama Widya Gema. 2022. Referensi Novel “Laut Bercerita”. [online]. Available at Accessed 08 Juni 2022 Artikel ini diperbarui pada 17 Juni 2022. Novel adalah karya prosa fiksi dengan runtutan peristiwa atau kisah kehidupan seseorang serta orang-orang disekitarnya yang panjang dan kompleks dengan menonjolkan watak dan sifat setiap tokoh atau pelaku Kemdikbud, 2017, hlm. 109. Bukan hanya jumlah kata atau halamannya saja yang panjang, namun jangkauan penceritaan kisahnya juga luas dan rumit. Hal tersebutlah yang menjadi perbedaan mendasar jika novel dibandingkan dengan cerpen yang memiliki jangkauan kisah sempit dalam jumlah kata yang lebih sedikit. Novel termasuk ke dalam genre teks narasi yang berarti teks yang menceritakan atau mengisahkan suatu kisah atau peristiwa. Cerita yang disampaikan bersifat fiksi atau rekaan. Namun, bukan berarti novel tidak dapat memberikan suatu isi yang bermanfaat, karena novel tetap dapat menyimpan cerminan nilai-nilai kehidupan nyata bahkan hingga menyelipkan fakta-fakta sejarah. Hanya saja, sejarah yang termuat tidak secara spesifik ditujuan untuk menceritakan kebenaran yang pernah terjadi. Contohnya adalah bagaimana novel “Ronggeng Dukuh Paruk” dapat memberikan gambaran umum mengenai bagaimana kondisi atau keadaan politik Indonesia pada tahun 1940-an. Hal tersebut menjadikan novel menjadi salah satu media kuatyang dapat menyajikan cerminan kehidupan masyarakat di kala hal yang ingin disampaikan tidak mungkin disampaikan secara langsung. Contohnya bagaimana Novel “Saman” karya Ayu Utami mampu menyampaikan beragam isu dan pergolakan politik di zaman Orde Baru. Untuk memperluas khazanah pengetahuan dan memastikan kesahihan pengertian novel, berikut adalah beberapa pengertian novel menurut para ahli. Tarigan Tarigan 2011 menyatakan bahwa Novel adalah suatu cerita dengan alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih yang menggarap kehidupan pria dan wanita yang bersifat imajinatif. Nurgiyantoro Novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik Nurgiyantoro, 2019, hlm. 10. Jassin Novel adalah suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orangorang luar biasa karena kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib mereka H. B Jassin, dalam Suroto, 1989, hlm. 19. Semi Novel adalahsuatu jenis karya sastra yang berbentuk naratif dan berkesinambungan ditandai oleh adanya aksi dan reaksi antar tokoh, khususnya antara antagonis dan protagonist Semi, 1988, hlm. 36. Abrams Secara harfiah, mulanya novel berasal dari kata novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa Abrams dalam dalam Nurgiyantoro, 2019, hlm. 11. Unsur Intrinsik Novel Lalu apa yang membuat novel menjadi novel? Tentunya adalah bahwa suatu karya teks mengandung bermacam unsur-unsur khas yang menjadikannya sebuah teks novel. Unsur utama yang menentukan novel adalah unsur-unsur yang berdiri di dalam karyanya sendiri yang disebut sebagai unsur intrinsik novel. Unsur-unsur tersebut, menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 118 terdiri dari tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan tema. Di bawah ini adalah penjelasan dari masing-masing unsur intrinsik novel. Tokoh & Penokohan Tokoh adalah para pelaku atau orang-orang yang dikisahkan dalam suatu cerita. Melanjutkan penjelasan tersebut, Nurgiyantoro 2012, hlm. 165 dalam Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 118 menyatakan bahwa tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya prosa fiksi yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Selanjutnya, Nurgiyantoro 2000, hlm. 176 dalam Tim Kemdikbud 2017, hlm. 188 juga membedakan tokoh dari tingkat penting atau tidaknya tokoh tersebut dan peranannya dalam plot/cerita, yakni sebagai berikut Tokoh Utama, merupakan tokoh sentral atau tokoh yang paling penting peranannya dalam suatu cerita. Tokoh tambahan, adalah tokoh bawah atau tokoh yang tidak selalu diceritakan namun masih memiliki hubungan dan peran dengan tokoh utama. Sementara itu, dilihat dari peran tokoh di dalam plotnya, tokoh terbagi menjadi Tokoh protagonis, yang biasanya diset untuk disukai oleh pembaca karena kepentingannya dalam plot serta memiliki sifat-sifat yang menarik dan positif. Tokoh antagonis, yakni tokoh yang cenderung kurang disukai pembaca karena memiliki konflik dengan tokoh protagonis, tokoh ini biasanya bersifat jahat, pengecut, atau sifat negatif lainnya. Penokohan Unsur tokoh dalam novel juga mengandung penokohan atau teknik dan cara-cara tokoh diberi watak, dikembangkan, dan ditampilkan berdasarkan perannya. Terdapat dua cara untuk melakukan penokohan, yakni cara analitik dan cara dramatik. Penokohan cara analitik menampilkan langsung watak tokoh dalam bentuk perincian oleh pengarang. Sedangkan cara dramatik menyampaikan watak atau sifat tokoh melalui dialog, pikiran, perasaan, hingga perbuatan dan komentar tokoh terhadap tokoh lain dalam cerita. Alur Plot Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun untuk mengisahkan suatu sebab dan akibat suatu kisah yang diceritakan dalam novel. Hal tersebut senada dengan apa yang dikemukakan oleh Tim Kemdikbud 2017, hlm. 118 yang menyatakan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas sebab akibat. Alur adalah bagian yang dapat membangun rasa penasaran suspense yang mampu menyihir pembaca untuk terus membaca. Di dalam alur terdapat peristiwa yang saling bertautan atau berelasi antar peran, baik sebagai sebab maupun sebagai akibat hingga akhirnya menciptakan konflik. Di dalam alur terkandung peristiwa, konflik, dan klimaks. Berikut adalah penjelasannya. Peristiwa Peristiwa adalah peralihan satu situasi ke situasi yang lain. terdapat dua jenis peristiwa, yakni peristiwa fungsional yang berarti peristiwa penentu bagi perkembangan alur, peristiwa kaitan yang digunakan untuk membuat peristiwa lain masuk akal, dan peristiwa acuan yang diacu oleh tokoh. KonflikKonflik merupakan peristiwa yang memunculkan berbagai kejadian penting yang disebabkan oleh adanya interaksi antartokoh meliputi tokoh dengan masyarakat, tokoh dengan dirinya sendiri, hingga tokoh dengan tokoh lain yang memiliki perbedaan pandangan. KlimaksKlimaks adalah konflik yang telah mencapai puncaknya dan tidak dapat terhindarkan. Berbagai orientasi dan konflik yang telah terbangun akan dihadapkan pada puncak masalah atau klimaks. Dapat dikatakan bahwa klimaks merupakan bagian akhir dari alur yang terdiri dari tiga bagian, yakni awal, tengah, dan akhir. Alur memiliki beberapa kaidah yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan alur yang baik dan menarik. Beberapa kaidah tersebut meliputi Kemasukakalan plausability, merupakan diterima atau tidaknya alur yang disusun oleh pembaca. Untuk mencapai kemasukakalan, setiap peristiwa dapat diperkuat oleh peristiwa kaitan. Kejutan surprise, merujuk pada peristiwa-peristiwa yang tiba-tiba dan tidak terduga yang dialami tokoh dengan penuh ketidakpastian sehingga pembaca tergelitik, terdorong, dan termotivasi untuk membaca terhadap dampak shock yang diberikannya. Misteri suspense, adalah suatu hal yang ditunda-tunda dan hanya diberikan sedikit bagian saja untuk memancing rasa penasaran pembaca. Keutuhan unity, merupakan keterhubungan secara keseluruhan dari alur yang disusun. Tanpa keutuhan, suatu alur tidak akan tampak seragam dan menyatu sehingga dapat mengaburkan maksud yang dituju. Latar atau Setting Latar merupakan gambaran yang digunakan untuk menempatkan peristiwa dalam suatu cerita. Latar terbagi menjadi tiga bagian yang meliputi Latar tempat, yang mengacu pada kondisi geografis atau tempat terjadi peristiwa/cerita. contohnya Bandung, desa, perkantoran, sekolah, rumah, pasar, dsb; Latar waktu, yang berarti kapan cerita berlangsung, acuannya dapat meliputi jam, bulan, tahun, zaman, abad, dsb; Latar sosial, yang berkaitan dengan budaya dan adat istiadat masyarakat yang menaungi kisah, hingga bagaimana cara berpikir masyarakat pada masa tertentu. Sudut Pandang Sudut pandang berarti “siapa” dan bagaimana cara penyampaian yang bercerita. Terdapat dua jenis sudut pandang, yakni sudut pandang orang pertama, adalah penyampaian cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh aku/saya secara langsung; sudut pandang orang ketiga, yakni penyampaiannya dilakukan oleh penulis narator yang berada di luar cerita, sehingga menggunakan dia, mereka, nama tokoh, dsb. Tema Tema adalah dasar atau pokok pikiran utama dari suatu cerita. Umumnya, tema yang diangkat dalam novel meliputi berbagai kaitan kehidupan seperti makna kehidupan, cinta, nilai sosial, agama religius, keluarga, sejarah, psikologis, dsb. Tema dapat memiliki sub tema atau biasa disebut dengan tema turunan. Tema utama merupakan pokok cerita yang menjadi fondasi utama penceritaan, sedangkan Tema turunan menjadi penguatnya saja. Contohnya tema religius yang diiringi oleh tema turunan cinta dalam novel “Ayat-Ayat Cinta”. Unsur Kebahasaan Novel Unsur atau kaidah kebahasaan novel tentunya akan banyak mengadopsi teks narasi, karena novel merupakan salah satu turunannya. Berikut adalah beberapa ciri atau unsur kebahasaan dalam novel. Karena sifatnya bercerita, maka novel akan banyak menggunakan kalimat yang bermakna lampau. Urutan peristiwa dan alur akan membuat novel cenderung menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu atau biasa disebut dengan konjungsi kronologis seperti kemudian, selanjutnya, akhirnya. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tidak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh yang dibawakan oleh penulis. Penggambaran tokoh dalam novel akan memuat banyak kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh kata kerja mental. Novel dengan sudut pandang orang pertama akan banyak menggunakan kata orang pertama dalam menyampaikan ceritanya, seperti aku, saya dan kami. Namun, dalam sudut pandang orang ketiga, novel akan banyak menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, mereka. Cara Membuat Novel Merancang Novel Sebetulnya, cara terbaik membuat novel adalah dengan mencurahkan ide awal yang kita miliki terlebih dahulu. Bisa jadi kita memiliki pengalaman menarik yang sepertinya cocok untuk dijadikan novel. Boleh juga dimulai juga dengan perancangan tokoh utama yang terinspirasi dari idola kita. Curahkan dan tulis saja terlebih dahulu apapun yang kita miliki, seperti bagaimana seorang pelukis akan memulai karyanya melalui sketsa ekspresif yang tidak memikirkan benar atau salahnya guratan terlebih dahulu. Setelah itu, ikutilah langkah-langkah membuat novel menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 126 di bawah ini. Tentukan tema apa yang akan diangkat dalam novel, misalnya pendidikan, persahabatan, atau politik. Mulai rancang tokoh-tokoh yang akan dilibatkan dalam kisahnya. Tentukan peran tokoh meliputi tokoh protagonis, antagonis, dan jika diperlukan tritagonis. Susun alur yang akan disajikan, misalnya alur maju sederhana meliputi orientasi, konflik, klimaks, dan resolusi. Bisa juga dilakukan alur yang rumit yang justru menampilkan konflik terlebih dahulu untuk memberikan dampak kejutan dan membuat penasaran pembaca melalui orientasi yang memberikan suspense menuju klimaks. Tentukan latar tempat, waktu, dan keadaan sosial yang akan menyelimuti kisah dalam novel. Pastikan apa amanat atau nilai positif utama yang ingin dibawakan dalam novel agar hal tersebut dapat dibawakan dengan baik lewat novel. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAN Kelas XII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Nurgiyantoro, Burhan. 2019. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta UGM Press. Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang Angkasa Jaya. Suroto 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra INDONESIA untuk SMTA. Jakarta Erlangga. Tarigan, 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung Angkasa Thahar. Ilustrasi menulis novel. shutterstock - Cara menulis novel memang tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Khususnya bagi kalian para pemula, maka terdapat beberapa aspek yang tentu perlu ditentukan dan diperhatikan. Sebenarnya, menulis novel tidaklah sesulit seperti apa yang dibayangkan. Seseorang akan merasa sulit apabila sedari awal sudah mendapati rasa takut akan kegagalan. Sebelum menulis novel, maka sebenarnya Anda perlu menghilangkan pikiran negatif terlebih dahulu. Menghilangkan rasa takut meski pada nantinya novel yang sudah Anda tulis hanya dapat dinikmati diri sendiri, dapat menjadi modal utama Anda untuk menulis sebuah novel. Tidak ada salahnya untuk tetap melampiaskan ataupun menuangkan imajinasi dalam pikiran ke dalam tulisan novel. Hal tersebut pada nantinya akan menjadi sesuatu yang bahkan dapat diapresiasi. Apabila rasa kekhawatiran sudah hilang, barulah Anda dapat melanjutkan untuk menulis novel. Dalam cara menulis novel Anda perlu mengetahui apa saja yang harus ditentukan. Berikut ulasannya yang berhasil dihimpun dari Liputan6 dan berbagai dari 8 halaman Tentukan Genre Cara menulis novel yang pertama dan penting untuk diperhatikan adalah menentukan genre-nya terlebih dahulu. Anda bisa dengan bebas menentukan genre novel yang ingin ditulis. Umumnya, beberapa jenis atau genre novel yang bisa Anda pilih adalah romantis, horor, misteri, sains, fiksi hingga petualangan dan juga sejarah. ©Unsplash Menentukan genre terlebih dahulu sangatlah penting agar Anda dapat fokus ketika menulis sebuah novel. Genre ini pada nantinya juga akan mempengaruhi segmentasi pembaca. Anda bisa melakukan survei terlebih dahulu novel seperti apa yang sedang banyak diminati untuk menentukan genrenya. 3 dari 8 halaman Penokohan Apabila sudah menentukan genre, Anda bisa melanjutkannya dengan menentukan penokohan. Tokoh merupakan salah satu unsur penting yang harus ada di dalam cerita sebuah novel, bahkan bisa diibaratkan sebagai ruh novel itu sendiri. Pada nantinya, tokoh akan mampu membuat cerita dalam novel menjadi hidup. shutterstock Selain itu, penokohan di dalam novel juga akan berfungsi sebagai pembangun emosi sang pembaca. Penokohan dapat dikatakan baik apabila memiliki konflik di dalam cerita. Biasanya, beberapa penokohan yang terdapat dalam novel yaitu seperti protagonis pendukung utama cerita, antagonis tokoh jahat dalam cerita hingga tritagonis tokoh pembantu antara protagonis dan antagonis. 4 dari 8 halaman Karakteristik Hal yang tak kalah penting untuk dilakukan dalam menulis sebuah novel adalah menentukan karakteristik. Setelah membuat penokohan Anda perlu memberi karakter pada setiap tokoh yang terdapat dalam novel tersebut. Karakteristik juga biasa dikenal dengan sebutan perwatakan yang begitu memiliki peran besar dalam jalan cerita novel. ©Shutterstock/YURALAITS ALBERT Anda bisa memberikan karakter yang kontras di setiap para tokoh apabila sedang menulis novel penuh konflik agar ceritanya menjadi lebih menarik. Sebab, apabila Anda menciptakan sebuah karakter yang secara umum hampir terlihat sama akan membuat jalan ceritanya membosankan meski sudah memiliki konflik yang besar sekalipun. 5 dari 8 halaman Tentukan Alur atau Plot Alur atau plot juga merupakan salah satu aspek terpenting dalam menulis sebuah novel. Sebab, alur atau plot ini dapat dikatakan sebagai tubuh dari novel sendiri. Perlu Anda ketahui bahwa alur atau plot ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran atau alur maju mundur. Dikutip dari berikut adalah penjelasannya - Plot maju plot ini paling mudah dan paling umum digunakan oleh penulis karena ceritanya pasti akan berjalan maju ke depan terus. Penulis dapat memasukkan flashback dalam plot ini asalkan tidak mendominasi cerita. Karena, jika cerita didominasi oleh flashback, maka plot tersebut dapat berubah menjadi plot mundur ataupun maju. © - Plot mundur ciri-ciri plot mundur biasanya diawali dengan hasil klimaks terlebih dahulu di depan. Pembaca dalam hal ini akan dibuat bingung dengan situasi yang tiba-tiba sudah terjadi. Pembaca akan mengira seolah-olah bagian akhir cerita ada di halaman awal. - Plot maju-mundur plot ini biasanya digunakan di dalam novel-novel fiksi. Hanya saja, kamu harus memiliki keahlian khusus dan ketelitian tinggi agar pembaca tidak dibuat pusing dengan cerita di dalamnya. Biasanya plot maju-mundur memiliki presentase plot maju dan mundur sekitar 5050. 6 dari 8 halaman Menentukan Setting Kemudian Anda juga perlu menentukan setting dalam menulis novel. Setting dapat diibaratkan sebagai panggung yang akan digunakan untuk sebuah pertunjukkan. Akan tetapi setting tetap memiliki batasan serta aturannya sendiri pada setiap jenis setting yang digunakan. shutterstock Terdapat tips untuk membuat setting yakni dengan menciptakan dunia baru milik Anda sendiri. Nah untuk melakukan hal ini dibutuhkan tingkat imajinasi yang sangat tinggi dan memadukan realita dan juga fiksi. Perlu diketahui, bahwasannya novel dengan imajinasi terlalu kompleks akan membuat pembaca kesulitan menggambarkan imajinasi. Sementara imajinasi yang dangkal akan membuat cerita menjadi membosankan pula. 7 dari 8 halaman Menentukan Sudut Pandang Sudut pandang juga merupakan salah satu aspek terpenting dalam menulis novel. Sudut pandang pada nantinya akan berpengaruh pada hasil akhir tulisan. Sudut pandang yang biasa digunakan dalam menulis novel terbagi menjadi tiga yakni sudut pandang orang pertama, kedua dan ketiga. Berikut adalah penjelasannya yang berhasil dikutip dari ©2019 - Orang Pertama Sudut pandang orang pertama menempatkan pembaca sebagai tokoh utama. Tanda sudut pandang orang pertama menggunakan “Aku”. - Orang Kedua Sudut pandang orang kedua, pembaca menjadi bagian di dalam cerita, namun bukan sebagai tokoh aku. Melainkan sebagai tokoh penggembira yang terlihat dengan tokoh “aku”. - Orang Ketiga Sudut pandang orang ketiga diposisikan sebagai orang lain atau penonton. 8 dari 8 halaman Tentukan Konflik dan Klimaks Apabila Anda ingin menghasilkan tulisan novel yang baik, maka di dalamnya harus mengandung unsur konflik dan juga klimaks. Banyak dari beberapa orang yang sulit dalam menciptakan sebuah konflik ataupun masalah. Seperti kehidupan nyata yang dijalani manusia, hidup akan terasa hambar apabila tanpa sebuah permasalahan. Dalam novel, konflik ini hadir dengan bermacam-macam bentuk. Mulai dari konflik yang disuguhkan di awal dan akhir cerita, ataupun di tengah-tengah cerita. Apabila dihadirkan pada awal cerita, biasanya tokoh utama akan menghadapi konflik yang biasanya ia gagal menjalaninya. Akan tetapi pada konflik ke dua atau akhir tokoh utama menjadi menang. [bil] Cara Menulis Novel & Cara Membuat Novel Berkualitas bagi Pemula – Pada hakikatnya, tak ada yang benar atau salah dalam menulis dan membuat novel. Itu semua nantinya akan kembali lagi pada masing-masing individu. Akan tetapi, artikel ini mencoba untuk memberikan beberapa tips atau metode menulis dan membuat novel yang menarik bagi para pemula. Berikut penjelasannya. Metode untuk Menulis dan Membuat Novel BerkualitasMetode Pertama Ciptakan Dunia Fiksi atau Khayalan1. Coba untuk Mencari Sumber Inspirasi2. Pikirkan dan Tentukan Genre3. Bayangkan Target Pembaca Novel Kalian4. Kemabangkan Latar secara Luas dan Memikat5. Buatlah Tokoh atau Karakter yang Mudah Diingat6. Melakukan Riset selama Proses Menulis7. Berikan Gambaran Garis Besar Alur/Plot8. Menentukan Point of ViewMetode Kedua Menulis Konsep1. Tentukan Schedule Menulis2. Segera Menulis apabila Kalian Tidak Terpaku dengan Plan3. Buat Skema Menggambarkan Novel4. Pakai Penulisan Deskriptif5. Buat Dialog Realistis6. Jangan Abaikan Adegan Aksi7. Tulis Konsep Awal PermulaanMetode Ketiga Merevisi Konsep1. Tulis Konsep Sesuai Kebutuhan Novel2. Sunting Konsep yang Dirasa Benar3. Meminta Saran dari Berbagai Sumber4. Bila Berminat Pelajari berbagai opsi Penerbitan Metode untuk Menulis dan Membuat Novel Berkualitas Di bawah ini akan dijelaskan 3 metode menulis dan membuat novel berkualitas yang mana dari ketiga metode tersebut terbagi menjadi beberapa penjelasan. Metode Pertama Ciptakan Dunia Fiksi atau Khayalan 1. Coba untuk Mencari Sumber Inspirasi Posisikan diri kalian sebagai seorang penulis atau pengarang novel. Penulis novel adalah orang yang sangat berperan dalam proses kreatif pembuatan novel. Dalam hal ini, kalian tidak akan pernah tahu atau menduga-duga kapan munculnya suatu ide atau gagasan yang apik. Maka bawalah semacam notes dan pena agar kalian dapat menulis ide yang datang kapan saja dan di mana saja. Atau bisa juga membawa semacam catatan digital guna mempermudah proses pencatatan ide yang muncul. Adapun hal-hal yang bisa kalian catat, misalnya, berupa kalimat, kutipan, atau semacam poin-poin berupa bagan. Namun, kalian juga jangan terpaku dengan menunggu inspirasi datang dengan sendirinya, melainkan carilah beberapa contoh kreatif yang bisa membangkitkan ide. Kalian bisa mencari inspirasi itu melalui buku, film yang pernah kalian tonton, cerita dari kerabat, bahkan melalui pertunjukan seni. Inspirasi bisa datang dari mana saja karena bentuknya memang tak terbatas. Kemudian, inspirasi juga bisa dengan memikirkan hal-hal yang berkaitan pada hidup kalian sendiri. Kalian bisa ambil cerita apapun dalam hidup, misalnya, cerita yang menginspirasi atau membuat penasaran. Kemudian, kalian bisa mengembangkan lagi topik tersebut dan memperdalam lagi sehingga bisa menjadi sebuah cerita yang menarik. 2. Pikirkan dan Tentukan Genre Memang tidak semua novel termasuk ke dalam kategori sempurna, tetapi beberapa novel mungkin akan membantu apabila kalian membayangkan dan memikirkan genre yang kalian sukai. Coba untuk membaca buku-buku penting guna memberikan pemahaman bagaimana cara membuat novel dengan genre tersebut. Bilamana kalian baru menentukan satu genre, atau bahkan belum menentukan sama sekali, bukanlah suatu masalah. Kalian dapat membaca buku sebanyak-banyaknya, kemudian tentukan dan ciptakan genre sendiri bila diperlukan. Novel terdiri dari berbagai genre yang bisa menjadi acuan kalian, misalnya, fiksi ilmiah, fantasi, fiksi historis, thriller, dan sebagainya. Umumnya, novel dengan genre tersebut cenderung ditulis dalam seri yang panjang karena alur ceritanya juga luas. Selain itu, bisa menentukan genre apapun yang memang sudah menjadi fokus kalian. Bacalah buku atau novel dengan genre sebanyak mungkin. 3. Bayangkan Target Pembaca Novel Kalian Meski pada semestinya kalian tidak membuat prediksi terkait siapa yang hendak membaca novel kalian, tetapi tak ada salahnya untuk memperkirakan siapa yang mungkin akan menjadi pembaca. Ini bisa jadi pertimbangan untuk melakukan metode-metode berikutnya. Kalian bisa memprediksikan bahwa seorang pembaca umumnya bergantung pada genre buku yang hendak dibacanya. Oleh karena itu, pikirkan novel populer dengan genre pilihan kalian dan siapa target atau pembacanya. Kalian tidak perlu memutuskan target dengan tepat, tetapi setidaknya cukup mempertimbangkan saja. Sebagai contoh, novel dengan genre romance cenderung digemari oleh pembaca remaja dengan kisaran usia belasan hingga 20-an. Kemudian, genre inspiratif lebih diminati oleh pembaca berusia 30 sampai 40-an. Namun, itu hanyalah contoh dan bukan merupakan tolak ukur pasti. 4. Kemabangkan Latar secara Luas dan Memikat Latar suatu novel tidaklah hanya terpaku pada kota tertentu saja, kalian bisa membayangkan atau memikirkan seluruh universal. Latar yang kalian ciptakan atau buat, hendak menentukan suasana dalam novel, gaya penulisannya, dan memengaruhi konflik yang dihadapi tokoh atau karakternya. Sebagai gambaran, kalian bisa memikirkan hal-hal berikut apabila hendak membuat kemungkinan latar baru 1 Apakah bersandarkan pada lokasi yang populer bagi kalian dalam kehidupan nyata? 2 Latarnya terjadi di bumi atau di galaksi lain 3 Latarnya masa kini atau masa mendatang? 4 Bagaimana keadaan masyarakat di lokasi tersebut? 5 Berlangsung dalam kurun berapa lama? 101 Hari Menulis & Menerbitkan Novel Manual Bagi Calon Penulis Inilah buku yang akan memandu siapa saja untuk berani mulai menulis novel. Hanya butuh 101 hari saja. Ditanggung di hari ke-101, naskah novel kalian siap ditawarkan ke penerbit. Dengan catatan, Anda mengikuti dengan saksama petunjuk dalam buku ini, langkah demi langkah. Jika ada novel yang ingin kalian baca belum ditulis, Anda sendiri yang harus menulis novel itu! 5. Buatlah Tokoh atau Karakter yang Mudah Diingat Lazimnya, dalam beberapa novel, tokoh atau karakter terpenting, yaitu protagonis. Maka dari itu, buat dan ciptakan tokoh utama dengan kepribadian dan pemikiran yang mencolok. Karakter protagonis tak melulu disukai, tetapi lazimnya bisa dipahami oleh pembaca sehingga mereka terus tertarik dengan cerita. Kalian tentu diperboleh menciptakan lebih dari satu karakter protagonis. Kemudian, bilamana kalian menciptakan pula karakter antagonis utama yang memiliki konflik dengan si protagonis, buatlah si antagonis ini menjadi tiga dimensi dan mudah dipahami pembaca meski memiliki sifat jahat. Lalu, tokoh sekunder tak usah digambarkan sedetail itu, akan tetapi tetap masuk akan. Berikan gambaran pada tiap tokoh atau karakter dengan lengkap meski kalian tidak menggambarkannya secara terperinci. Tak sedikit penulis novel mengandaikan tokoh mereka sebagai manusia yang nyata dan berupaya semaksimal mungkin untuk menulis peran apa yang tepat untuk tokoh tersebut. 6. Melakukan Riset selama Proses Menulis Jumlah riset yang harus dilakukan itu tergantung pada novel yang ditulis. Sebagai contoh, karya fiksi historis selama Perang Dunia cenderung lebih banyak daripada novel yang terinspirasi dari pengalaman pribadi. Dengan begitu, lakukan riset secukupnya guna memastikan novel kalian apapun temanya. Penulisan karya fiksi tidak membuat kalian terhindar dari plagiarisme. Apabila menarik ide dari sumber lain, pastikan untuk mengenali sumber itu melalui pernyataan. 7. Berikan Gambaran Garis Besar Alur/Plot Novel dengan karakter atau tokoh yang bagus, akan tetapi mempunyai alur yang lemah, cenderung tidak menarik pembaca. Pokok pikiran umum dalam merancang alur, yakni menciptakan masalah atau konflik. Ciptakan ketegangan yang terus menerus meningkat hingga konflik mencapai pada klimaks, lalu diselesaikannya dengan satu atau lain cara. Dalam hal ini, novel tidak melulu happy ending. Sebuah novel tidak selalu menyelesaikan konflik atau pertikaian sepenuhnya, bahkan ada beberapa konflik yang dibiarkan. Apabila pembaca menyukainya, mereka akan dengan sendirinya menyelesaikan konflik itu, seperti melalui spekulasi atau sejenisnya. 8. Menentukan Point of View Umumnya, novel dibuat dengan sudut pandang orang ketiga, yakni perspektif luar yang mengamati tokoh. kemudian, bisa juga sudut pandang orang pertama, yakni menggunakan “aku”-an dari sudut pandang si tokoh. Selain itu, dapat ditulis dengan sudut pandang orang kedua, yakni menyebut pembaca sebagai “kamu”-an, atau gabungan beberapa point of view. Kalian tidak harus menetapkan sudut pandang novel sebelum menulis kalimat awal. Bahkan, bisa saja mungkin kalian sudah selesai menulis keseluruhan isi, kemudian baru dapat menentukan sudut pandang mana yang lebih baik untuk digunakan. Dalam pembuatan novel tidak ada aturan yang pasti terkait sudut pandang mana yang bagus atau cocok untuk jenis novel tertentu. Namun, apabila kalian menulis novel cakupan luas dan tokoh yang beragam, kalian bisa gunakan sudut pandang orang ketiga agar bisa membantu kalian untuk menjangkau keseluruhan tokoh. Metode Kedua Menulis Konsep 1. Tentukan Schedule Menulis Kalian perlu mencari tempat dan waktu yang mendukung untuk menyelesaikan konsep awal. Kalian dapat menulis di waktu yang sama setiap malam, menulis sebentar-sebentar tetapi sering, atau menulis dalam waktu 3 sampai 4 kali seminggu. Seperti yang sudah dikatakan di awal, jangan menunggu inspirasi. Maka kalian harus menganggap bahwa menulis sebagai kegiatan rutinitas dan harus mematuhi jadwal yang telah dibuat. Buatlah jadwal spesifik di kalender. Kemudian, tentukan tempat yang cocok untuk menulis sehingga kalian bisa patuh akan jadwal dan fokus untuk menulis cerita. Kalian juga bisa beli kursi khusus yang tidak menyebabkan sakit punggung dan nyaman. Hal itu karena dalam menulis dan membuat novel membutuhkan waktu yang lama untuk berada di tempat tertentu. 2. Segera Menulis apabila Kalian Tidak Terpaku dengan Plan Apabila kalian adalah tipe yang tidak terpaku pada rencana, segeralah menulis. Meski bagus rasanya bilamana kalian sudah membayangkan genre, alur, tokoh atau karakter, dan latar cerita, akan tetapi janganlah merasa terbebani dengan itu semua. Sebagian penulis akan mengalami perkembangan saat dirinya bekerja tanpa banyak plan. Ikuti sesuai dengan gaya dan tingkat kreativitas yang kalian miliki. Bagi sebagian penulis mungkin dengan adanya plan akan memperlancar proses menulisnya. Namun, sebagian lagi menganggap bahwa plan bisa menjadi sekat. Meski kalian lebih memilih untuk memiliki plan, tetapi janganlah terlalu terpaku dengan semua rincian yang telah ditetapkan. Karena dikhawatirkan nantinya kreativitas kalian jadi terbatas. 3. Buat Skema Menggambarkan Novel Skema sangatlah bagus untuk menggambarkan ide atau gagasan dan memberi tujuan kecil yang hendak dicapai dalam usaha menyelesaikan tujuan yang besar. Namun, apabila kalian bisa menulis secara baik dengan tanpa panduan detail atau semacam skema, kalian boleh bebas menerima inspirasi serta tulis yang dirasa benar dan sesuai. Dalam hal ini, skema bukanlah pengikut, melainkan panduan. Tujuannya, yaitu sebagai panduan awal dengan representasi visual yang menunjukkan alur cerita. Kerangka bisa saja berubah setelah dimulainya proses penulisan. Kalian diperbolehkan memperbaharui dan menyusun ulang skema selama proses. Terkadang, skema cenderung membantu setelah kalian menyelesaikan satu sampai dua konsep. 4. Pakai Penulisan Deskriptif Coba pakai penulisan deskriptif guna memikat pembaca ke dalam cerita kalian. Penjelasan deskriptif atau berupa paragraf akan membantu pembaca dalam merepresentasikan tokoh dan latar dalam novel. Cara ini sekadar memberikan detail yang cukup untuk membangun daya khayal pembaca. Maka dari itu, coba untuk berlatih menulis paragraf deskriptif yang mengintroduksikan setiap tokoh utama dan latar. Mulai dengan kalimat singkat, tetapi memikat yang menghadirkan fakta singkat dan menarik terkait tokoh atau latar cerita. Kemudian, kalian bisa menggunakan kalimat deskriptif yang hidup. Menulis Novel dengan Bahagia Sangat banyak orang yang ingin menulis, tetapi mengalami kesulitan. Mungkin hal ini seperti orang yang sangat banyak uang, tetapi bingung untuk menginvestasikannya. Terutama jika berhubungan dengan keraguan berinvestasi yang tepat dan terpercaya. Namun, sesungguhnya menulis tidak sesulit mencari orang jujur dan tidak perlu merasa ragu untuk menuliskannya. Jangan membaca buku ini, jika merasa hanya membuang-buang waktu. Langsung saja menulis novel, lalu baca buku ini. Setelah itu, revisi kembali novelnya. Selamat menulis novel dengan bahagia! 5. Buat Dialog Realistis Selain dianjurkan untuk membuat dialog yang realistis, buatlah dialog yang memuat pengungkapan. Umumnya, novel terdiri dari dialog di antara tokoh yang mana kualitas dialog akan berpengaruh pada persepsi pembaca terkait kualitas dari novel. Dialog cenderung kaku dan tidak realistis akan membuyarkan daya khayal mereka, sedangkan dialog yang logis juga menarik akan membuat mereka semakin terpikat. Dialog yang bagus memanglah jadi tantangan bagi penulis, tetapi kalian dapat memulainya dengan menyimak pembicaraan orang lain, seperti mendengarkan obrolan orang lain dan amatilah bagaimana percakapannya berjalan, semakin majukah atau mendalam atau malah stagnan. Coba bedah karakternya agar bisa membayangkan bagaimana mereka melakukan percakapan. Pastikan agar gaya dialognya sesuai dengan tokoh. Kemudian, jangan pula memakai dialog untuk menuangkan informasi pada pembaca. Alangkah baiknya, pakailah dialog untuk memanusiakan tokoh, menciptakan masalah atau konflik, dan membangkitkan alur cerita. 6. Jangan Abaikan Adegan Aksi Jangan mengabaikan adegan aksi apapun itu genrenya. Sebagai contoh, novel dengan genre thriller mungkin akan memuat banyak aksi, akan tetapi genre roman pun demikian, hanya dibedakan dari jenis aksinya. Coba olah lagi adegan yang membawa para tokoh ke dalam masalah yang menegangkan. Apabila kalian membuat atau menciptakan tokoh yang tiga dimensi dan dapat dimengerti atau dipahami, mudah bagi kalian untuk menciptakan adegan aksi yang menarik pembaca. Maka dari itu, sesuaikan gaya penulisan, kalian bisa membuat 8 hingga 10 adegan aksi penting, lalu mengolah dan mengembangkannya lagi berdasarkan aksi itu. Lalu, jangan ciptakan aksi tanpa adanya alasan. Namun, semua novel akan lebih menarik dan memikat dengan momentum penting yang melibatkan aksi kritis. 7. Tulis Konsep Awal Permulaan Saat plan, skema, dan riset sudah dirasa cukup. Cobalah untuk mulai menulis konsep awal. Konsep awal novel tidaklah harus menarik perhatian karena yang terpenting selesai. Tidak perlu merangkai dengan bahasa yang sempurna dan jangan mengkhawatirkan konsep kasar atau tidaknya. Buat komitmen untuk menulis sesuai schedule yang ditentukan dan hasilkan konsep awal. Buat tujuan sederhana untuk memotivasi diri, seperti menyelesaikan satu bab, beberapa halaman, atau sejumlah kalimat per harinya. Kalian juga dapat membuat tujuan jangka panjang, misalnya, komitmen menyelesaikan konsep awal dalam kurang setengah tahun. Ingin Jadi Penulis Belajar Dari Penulis Best Seller Buku ini memuat motivasi dan pengetahuan yang dapat menginspirasi Anda untuk melakukan kegiatan menulis. Siapa tahu kalian selanjutnya bisa menjadi penulis yang terkenal seperti Budi Dharma dengan novelnya, seperti Sapardi Djoko Damono dengan puisinya, seperti Rowling dengan buku best sellernya, atau seperti penulis muda berbakat Erisca Febriani, Valerie Patkar, Almira Bestari, dan Najwa Shihab. Metode Ketiga Merevisi Konsep 1. Tulis Konsep Sesuai Kebutuhan Novel Setelah menulis konsep awal, rehatlah selama beberapa pekan. Kemudian, baca lagi konsep awal yang sudah kalian rancang, bacalah seakan kalian pembaca. Tentukan di bagian mana yang membutuhkan uraian atau penjelasan lagi, bagian mana yang membosankan, bagian mana yang kurang menarik, dan sebagainya. Kemudian, pikirkan pula bagaimana cara merevisi novel dan membuat novel semakin menarik. 2. Sunting Konsep yang Dirasa Benar Jangan khawatir akan proses penyuntingan sebelum kalian selesai menulis konsep yang berbobot. Kemudian, fokuskan perhatian dari segi kebahasaannya, seperti memotong kalimat atau paragraf yang tidak sesuai, memotong frasa repetitif, dan memperhatikan kalimat ambiguitas. Hindari sikap tidak rela’ pada tulisan, seperti menyayangkan untuk memotong paragraf indah, tetapi tidak menggerakkan cerita. Ambillah keputusan yang tepat dan ingat bahwa kalian bisa saja menggunakan alinea atau paragraf itu untuk novel berikutnya. 3. Meminta Saran dari Berbagai Sumber Tunjukkan konsep yang kalian miliki kepada orang yang terpercaya, seperti sahabat atau keluarga. Jadi, kalian bisa terbiasa dengan perasaan bahwa nantinya akan ada orang yang membaca hasil karya tulis kalian. Apabila orang terdekat tidak bisa diandalkan untuk memberi saran jujur sebab mereka tidak ingin menyakiti perasaan kalian, coba cari saran dari orang luar, seperti melalui komunitas penulis, mengikuti pelatihan menulis, dan sebagainya. 4. Bila Berminat Pelajari berbagai opsi Penerbitan Tak sedikit penulis mengibaratkan novel pertama sebagai pembelajaran yang bisa membantu mereka untuk menulis fiksi berbobot di waktu mendatang. Namun, apabila kalian tidak ragu dengan novel tersebut dan ingin menerbitkannya, terdapat beberapa cara yang tersedia. Misalnya, kalian dapat memilih perusahaan penerbitan buku, penerbit buku digital, bahkan menerbitkan sendiri. Kualitas setiap penerbitan memanglah beragam dan berbeda. Maka dari itu, sebelum memilih satu perusahaan penerbitan buku, coba untuk meminta beberapa sampel atau contoh agar kalian bisa melihat kualitas dari cetakan dan kertasnya. Itulah informasi terkait Cara Menulis dan Membuat Novel. Apabila Grameds tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait bidang apapun itu, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca bukunya di dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi SahabatTanpaBatas bagi kalian yang ingin menimba ilmu. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kalian, ya! Penulis Tasya Talitha Nur Aurellia Sumber dari berbagai sumber Buku Latihan untuk Calon Penulis Buku Latihan untuk Calon Penulis adalah sebuah buku catatan dengan konsep unik. Sangat cocok untuk mereka yang tertarik untuk belajar menulis. Di dalamnya, kalian akan menemukan beberapa tips menulis dari Puthut EA sekaligus disediakan lembar kosong untuk kalian mengasah keterampilan menulis secara langsung. Ingat! Ini bukan buku panduan menulis. Ini semacam buku yang akan menemani kalian menulis. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

aspek yang tidak perlu diperhatikan dalam membuat ringkasan novel adalah